Selasa, 28 Juli 2015

Bunda, aku protes!

Assalamualaikum bunda.

Bunda, sebelumnya sarah minta maaf. Sebagai anak tak sepatutnya sarah protes ataupun menulis hal yang seperti ini. Selama ini bunda sudah melakukan yang terbaik sama sarah, tapi sarah ingin protes (mungkin mengungkapkan apa yang sarah ingin atau rasakan)
Sejak bunda ditinggal oleh ayah, bunda jadi tak ingin berteman ataupun melakukan yang dulu di kerjakan bunda sebelum hal itu terjadi. Sarah merasa bunda perlu berteman, agar bunda melupakan sejenak apa yang telah dilakukan ayah.

Bunda jadi tak mau berteman sana sini. Bunda jadi sering menceritakan hal membuat sedih. Entah kepadaku ataupun kepada oranglain. Aku tau bunda sedih dan kecewa, tapi itu bukan bunda yang aku kenal. Bunda, aku  ingin bunda berteman lagi dan mengenal banyak orang. Siapa tahu ada orang baik dan kaya akan iman serta hartanya lalu mempersunting bunda. Tak memikirkan berapa usia bunda bahkan berapa buah hati yang miliki. Sejujurnya aku ingin bunda melepaskan ayah begitu saja. Biarkan beliau pergi dengan kehidupannya sendiri. Sudah tidak ada yang bisa diharapkan lagi pada ayah.

Mungkin bunda ingin merawat dan menjaga kami sendirian tanpa bantuan seorang pasangan hidup, atau mungkin mengalami traumatic atas yang telah terjadi. Sarah tau bunda melakukan ini demi sarah dan adik, tapi kami menginginkan ada seorang lelaki (ayah lagi) dalam keluarga ini. Sarah merasa kehidupan kita akan jauh lebih baik jika kita keluar dari hal membuat kita sengsara dan sedih seperti ini.

Sarah juga capek bunda, selalu diomeli sana-sini sama bunda. Sarah sudah melakukan yang terbaik. Dengan proses yang memang terbilang lama. Namun, bunda selalu tak terima. Betapa lelahnya bunda dalam suatu proses itu. Tanpa bantuan dan dukungan seorang ayah. Sarah sudah sedikit membantu pekerjaan rumah, tapi ternyata itu masih saja salah. Terkadang sarah juga bingung harus seperti apa. Harus menjadi anaknya orang lainkah?

Bunda, sarah termasuk anak yang mampu dalam hal pendidikan dan agama. Namun, sarah tak pernah memperlihatkan itu. Terutama kepda keluarga besar. Sehingga sarah kurang di percaya oleh keluarga besar bunda. Sarah masih di anggap anak bawang. Mungkin bunda tahu bagian mana yang membuatku menjadi sangat kecewa dan sedih karena hal ini. Itu hanya sebagian kecil yang aku ceritakan ke bunda. Sisanya aku pendam sendiri. Seringkali tiada gunanya sarah cerita ke bunda. Bunda lebih memihak pada mereka. Padahal sarah sudah melakukan yang terbaik menurut sarah. Tidak mudah mengikuti semua ucapan keluarga besar bunda. Aku memiliki kesibukan sendiri dan pemikiran sendiri yang memang mampu aku lakukan dan aku mengerti.

Maafkan sarah yang sering marah dan sensitive sekali. Sarah hanya lelah bunda. Lelah dengan semua ini. Sarah hanya bisa ke ALLah dan blog ini. Entah siapapun yang membacanya. Bukan bermaksut membuka aib, tapi ingin oranglain mengambil hikamha dan pelajaran apa yang telah sarah tulis. Bunda, sarah kesepian dan sarah membutuhkan cinta lain. Mungkin yang sarah butuhkan adalah cinta yang memang belum sarah miliki. Ya, yang pasti seorang ayah (lagi) dan lelaki lain yang bukan di sebut ayah.

Maafkan sarah bunda belum bisa menjadi anak yang baik dan sempurna. Terima kasih atas segalanya bunda. Love you more.
(…)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar